Ketika Seorang Alim yang Terus Berdakwah dan Terus Bermaksiat

11:39 PM



Sebuah fenomena unik yang dapat kita ambil pelajaran darinya, ketika terdapat seorang ikhwan yang sudah rutin mengkaji islam, mendalami ilmu dien, dan mengajak orang kepada kebaikan, namun ternyata dia masih gemar bermaksiat. Tentu hal ini menjadi sebuah ironi.

Syaikh Abdurrazzaq ibn Abdul Muhsin Al-Badr berkata :

“فلا يكفي أن يكون الإنسان داعيةً بلسان مقاله وأن يكون مفرطًا مضيِّعًا بواقع حاله، بل ينبغي أن ثكون أفعاله قدوةً، وهنا ثبلغ المسألةُ خطورتها عندما يكون الإنسانُ الذي يدعو الناس إلى الخير أعماله تدعوا الناس إلى الشر”1

“Tidaklah cukup seseorang untuk menjadi da’i dengan perkataannya saja dan terbuang sia-sia karena kondisi kenyataan dirinya. Seharusnya perbuatannya dapat menjadi teladan. Dan masalah ini perlu dibicarakan akan bahayanya ketika seseorang yang mendakwahkan kebaikan ternyata memiliki perbuatan yang mengajak manusia ke keburukan.”

Terdapat sebuah perkataan yang indah dari Ibnul Qayyim -رحمه الله- pada kitabnya yang berjudul Al-Fawaid. Beliau berkata :


“علماء السوء جلسوا على باب الجنة يدعون إليها الناس بأقوالهم، ويدعونهم إلى النار بأفعالهم، فكلما قالت أقوالهم للناس: هلموا! قالت أفعالهم لا تسمعوا منهم، فلو كان ما دعوا إليه حقا كانوا أول المستجيبين له، فهم في الصورة أدلاء، وفي الحقيقة قطاع الطرق”2

“Para ‘alim yang buruk duduk di pintu surga. Mereka mengajak manusia untuk masuk kedalamnya dengan perkataannya dan mereka mengajak manusia untuk masuk ke neraka dengan perbuatannya.

Setiap kali ucapan-ucapan mereka berkata kepada manusia: Ayolah kemari!, berkatalah perbuatan-perbuatan mereka: Janganlah kalian dengar ucapan-ucapan mereka.
Andaikan apa yang mereka serukan itu benar, tentu merekalah yang paling pertama untuk memenuhi seruan tersebut.

Mereka terlihat bagai penunjuk jalan namun hakikatnya mereka adalah perampok jalanan.”
Tulisan ini menasehati lebihnya pada penulis sendiri yang masih perlu bimbingan.

Re-blog from : ibnothman.com/?p=667

You Might Also Like

0 comments